Berbagai Faktor Rintangan pada Pencegahan Stunting

Seperti yang telah kalian ketahui bersama, problematika berkenaan stunting tidak bisa dianggap sebelah mata. Untuk mengingatkan kalian kembali, stunting adalah kejadian disaat seorang anak mengalami kekurangan gizi (atau bisa disebut dengan malnutrisi), agar mereka bakal mengalami perlambatan pertumbuhan.

Bahaya seorang anak yang terkena stunting tidak hanya tentang tinggi tubuh mereka yang pendek dilihat diamati dari umurnya. Hal yang lebih membahayakan dari itu adalah mereka bisa mengalami penurunan daya berpikir. Dan hal ini sanggup menganggu tumbuh kembang mereka, terlebih di era sekolah.

Dampak Covid-19 pada Anak Stunting

Terlebih lagi, Indonesia pun tengah mengalami sebuah musibah. Pandemi virus corona yang menyerang sejak awal th. 2020 sangatlah mengakibatkan pengaruh negatif. Pasalnya, kurang atau tidaknya gizi seorang anak akan memengaruhi imunitas tubuh.

Salah satu Ahli Analisis dan Kebijakan Kesehatan yang berasal dari Fakulktas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Ahmad Syafiq, berpendapat bahwa jangan sampai anak-anak sampai mengalami virus covid-19 dikarenakan mereka mengalami stunting. Oleh sebab itu, ia merekomendasikan agar program percepatan penanganan stunting seperti 1000 hari pertama kehidupan sang anak dijaga dan dipantau.

Pentingnya Menjaga 1000 Hari Pertama Kehidupan

Walaupun sekarang kita tengah berada di masa yang sangat tidak mengenakkan dikarenakan pandemi ini, bukan berarti kita perlu mengabaikan betapa pentingnya melindungi 1000 hari pertama kehidupan sang buah hati. Terutama bagi seorang ibu, mereka mesti memaksimalkan dalam memberikan Air Susu Ibu (ASI) sesudah keluarga kecilnya lahir.

Jikalau mereka meremehkan betapa pentingnya menjaga gizi untuk mencegah stunting, hal tersebut pasti benar-benar membahayakan. Diperkirakan, angka mengenai balita yang terkena stunting dapat meningkat di semua dunia di tahun 2025 kalau mereka mengabaikan pentingnya menjaga gizi sang buah hati.

Sebetulnya, sebagian aspek yang memicu angka anak terkena stunting tidak mengecil dari tahun ke tahun tidak hanya disebabkan oleh kurang sigapnya pemerintah dalam menanggulangi stunting. Peran orang tua yang bersifat pasif juga salah satu penyebab terhambatnya penurunan angka penderita stunting.

Penghambat Pencegahan Stunting

Berikut merupakan berbagai perihal atau aspek penghambat penderita stunting menurun:
  • Masih Banyak yang Mempercayai jika Stunting Penyakit Keturunan Genetik
Beberapa penduduk di luar sana tetap ada yang beranggapan bahwa kondisi tubuh anak yang pendek kerap diakui hasil turunan yang berasal dari para orangtuanya. Padahal, anak mereka yang tubuh tingginya pendek bisa terindikasi bukan gara-gara aspek genetika semata, namun pertanda kalau dia mengalami kekurangan gizi (dan kemungkinan mengalami stunting).

Faktanya, genetika merupakan aspek determinan kesehatan yang nilainya paling kecil kalau kita memperbandingkan hal berikut ke hal-hal lain seperti perilaku hidup sehat, melindungi kebersihan lingkungan hingga ke pelayanan kesehatan.
  • Hanya Pemerintah yang Mengurusi Pencegahan Stunting
Seperti yang sudah pernah dibahas di berbagai artikel, pemerintah kita sebenarnya sudah mulai menganggap serius masalah stunting ini. Mereka menjadi menerapkan beragam program untuk menghimpit kuantitas stunting.

Namun sayangnya, orang tua yang bersikap apatis masih banyak ditemui. Mereka cuma mempercayakan penanganan tersebut kepada pemerintah saja. Seharusnya dari mereka sendiri perlu sanggup menjaga diri dan menjaga gizi sang buah hati.
  • Kurangnya Memperhatikan Asupan Penuh Gizi untuk Anak
Faktor utama anak mengalami stunting karena kurangnya gizi yang diperoleh, baik pada jaman kandungan hingga sehabis mereka lahir. Banyak juga yang beranggapan bahwa makanan yang penuh gizi adalah makanan yang mahal, padahal perihal tersebut kuranglah tepat.

Yang benar-benar disayangkan yaitu ketika sang ayah lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli rokok daripada untuk membeli makanan yang bergizi. Begitu juga bagi sang ibu, banyak yang tidak memberikan ASI eksklusif bagi sang buah hati sampai 2 tahun.

Pengukuran Antropometri secara Berkala Pasca Kelahiran

Selain melaksanakan hal-hal yang telah kita jelaskan di atas, sebagai orang tua mereka perlu rutin menjalankan pengecekan antropometri secara berkala, bisa di posyandu atau melakukannya secara mandiri di rumah.

Orang tua harus mengajak anak mereka mengikuti program posyandu sehingga sang anak mendapatkan imunisasi dan juga perkembangannya mampu dicek dan dipantau; apakah tinggi dan berat badannya udah cocok dengan umurnya.

Guna mendukung sistem Bagi kamu yang memerlukan produk-produk antropometri tersebut, SOLO ABADI sudah menyediakan produk guna mendeteksi stunting.

Untuk info lebih lanjut, silahkan klik link berikut atau menghubungi whatsapp di nomor berikut.

       

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.